Home » , » Pemilu

Pemilu


Negeri antah barantah akan menggelar hajat besar sebuah pesta yang di adakan tiap lima tahun sekali
warga negeri republic selpi akan memilih wakil rakyat baik di tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi dan tingkat pusat sekaligus memilih presiden dan wakil presiden


Geliat pesta demokrasi di negeri yang memiliki beragam budaya sudah terasa
hal ini di tandai dengan maraknya elite elite politik yang kian kerap blusukan menjajakan diri
meminta simpati rakyat agar di pilih menjadi wakilnya untuk duduk singgasana
dan seperti yang sudah sudah nama rakyat kecil adalah sebuah “branded” yang luar biasa larisnya
beragam poster, spanduk,  baliho, dan tetek bengeknya mudah sekali untuk di jumpai baik itu di jalan jalan utama, jalan desa, bahkan gang gang kumuh, semuanya marak di hiasi caleg caleg yang 
mengemis suara


Gambar gambar caleg yang meyakinkan dirinya sendiri layak untuk di pilih bertebaran di seantero negeri
hampir hampir tak ada lagi ruang untuk burung terbang
mereka mencoba memantaskan diri
entah mereka punya kemampuan yang layak atau tidak
entah mereka benar benar akan mewakili rakyatnya atau tidak itu urusan belakangan
hasrat untuk dapat duduk di kursi empuk itu benar benar menggelora menggebu gebu
janji janji manis di tebar entah masuk akal atau tidak
jangankan untuk mewujudkan janji membayangkan janji itu terealisasi saja rasa rasanya mustahil


Yang dulu kawan kini jadi lawan
yang dulu bersama kini bermusuhan
yang dulu saling benci kini duduk dan tertawa bersama
timses timses caleg menebar janji manis melebihi aroma surgawi
beragam permintaan rakyat akan di penuhi jika caleg pilihannya terpilih menjadi wakil
beragam cara di tempuh
hujat sana hujat sini
tuduh sana tuduh sini
apapun akan di lakukan demi duduk di kursi
jangankan saudara sebangsa dan senegara, saudara seiman, saudara seperjuangan
saudara satu rahimpun kini saling tak bertutur sapa  
saling berhadapan meruncingkan tanduk di kepala dan siap berserudukan


Negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi perlahan memanas dan mendidih
dua pasang calon presiden saling berhadapan
antara petahana dan sang lawan kini mulai saling serang
saling salip dan saling tikam
hajar terus…!!!
hampir tak ada kebaikan yang di milik sang lawan
menjual rakyat
menjual kemiskinan
menjual kesejahteraan
memang inilah yang laris manis untuk di obral tiap kali ada pemilihan umum

Bagi ustad srugul pesta demokrasi tak lebih dari dagelan belaka
ustad srugul tersenyum simpul tiap kali caleg “rawuh” kerumahnya
meminta do’a dan dukungan dan tak ketinggalan meninggalkan segudang janji
ustad srugul tak pernah menolak siapapun yang datang berkunjung kerumahnya
setiap tamu di sambut dengan ramah, dengan sumringah entah dari kalangan manapun
baik rakyat jelata, orang susah, orang kaya, dan caleg di perlakukan sama
dan tak ada raut  kekecewaan dari tiap tamu yang pulang dari rumah ustad srugul
ustad srugul tak pernah menyatakan dukungan politiknya kepada kandidat manapun
bagi ustad srugul pilihan politik adalah sesuatu yang berat
sesuatu yang mesti ia pertanggung jawabkan di dunia dan akhirat

0 komentar:

Post a Comment