Home » » Terima kasih

Terima kasih



“TERIMA KASIH”

Sepanjang perjalanan dari kota Semarang menuju Purwokerto tak banyak yang kami perbincangkan
hanya perbincangan kecil karena di sibukkan “gadget” dan entah apa yang mereka lakukan dengan “gadget”mereka  sehingga mereka begitu sibuk atau pura pura “sok sibuk” dan rasanya mereka hampir tak punya waktu untuk meluangkan waktu sedikit saja untuk saling tukar cerita dan obrolan hangat seperti masa belum maraknya “gadget” bertatap muka dan berbicara layaknya manusia dengan manusia.
tak berselang lama sang kondektur memeriksa karcis, ku berikan pada sang kondektur setelah selesai  tak lupa ku ucapkan “terima kasih” sebagai bentuk penghormatanku pada sang kondektur yang membalas dengan sebuah senyum manis mengembang di pipinya

Bapak di depanku mengulurkan dua helai karcis untuknya dan untuk istrinya yang sama sama sibuk memegang ”gadget”dengan tangan kirinya sementara tangan kanan masih memegang ” gadget” kekinian tanpa melihat sang kondektur apa lagi bertutur sapa, setelah selesai sang kondektur memeriksa
karcis di bangku sebelahku tak jauh beda dengan sang bapak di depanku mereka begitu sibuk dengan “gadget” sehingga sepertinya tak punya waktu semenit atau dua menit untuk meletakkan “gadget”  dan memberikan karcis pada sang kondektur menatap matanya dan berinteraksi atau mengucapkan sepatah dua patah kata pada sang kondektur
ada perasaan miris di benakku menyaksikan hal seperti itu
mungkin perubahan zaman atau “globalisasi” merubah manusia masa lalu menjadi manusia “modern”
bagiku yang tak mengenyam pendidikan tinggi merasa terenyuh melihat tingkah laku manusia masa kini yang lebih mementingkan gadget ketimbang berinteraksi dengan kondektur
Tentu itu hak mereka aku tak bisa melarang atau mencegah atau apalah itu
setiap manusia punya hak untuk berbuat sesuka hatinya selama itu tak melanggar hukum dan menggangu atau merugikan orang lain
bagiku yang menghabiskan masa kecil di kampung hormat menghormati orang lain adalah sesuatu yang di tanamkan dalam keluarga memberikan sesuatu dengan tangan kanan dan tak lupa mengucapkan kata terima kasih adalah hal yang menjadi keharusan bahkan seperti menjadi kewajiban
mungkin bagi sebagian orang mengucapkan “terima kasih” adalah sesuatu yang susah dan mahal
tapi bagi keluarga kami mengucapkan “terima kasaih” adalah hal yang biasa dan menjadi kebiasaan
 
Selepas melewati kota Tegal mungkin sang bapak mungkin mulai bosan dengan “gadget”nya
ia mnaruh “gadget”nya ke dalam saku baju
menatapku dan bertanya
“mandap pundi mas..?” ( turun di mana mas)
“bumiayu pak..” jawabku singkat
“saking…?” ( dari mana )
“saking semarang pak” (dari semarang )
obrolan kami berlanjut ke masalah pekerjaan, keluarga, masalah politik dan beragam masalah lainnya
salah satu obrolan yang  ia senangi adalah dalam hal pendidikan ia bercerita ketiga anaknya semuanya sarjana lulusan universitas termashur dengan nilai yang memuaskan
dan bekerja di perusahaan mapan di negeri ini aku yang hanya mendapatkan gelar S2 alias SMP dan hanya  sempat mengenyam bangku STM selama 5 bulan tak begitu “mudeng”  dengan istilah istilah yang beliau ucapkan mengenai pendidikan
bagiku lulus SMP tak begitu buruk toh aku masih bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan meskipun pas pasan

memasuki kota Bumiayu
sang bapak menanyakan pendapatku tentang pentingnya pendidikan

“jelas bagiku pendidikan adalah sesuatu yang penting bahkan sangat penting pak..
buah dari pendidikan adalah ilmu yang bermanfaat, berguna setidaknya untuk dirinya sendiri terlebih untuk keluarga dan bahkan  orang lain dan rentetan seterusnya, mendapatkan pekerjaan yang enak serta segudang prestasi seperti putra putri bapak…
pendidikan mestinya   membuat kita lebih santun,
salah satu contoh buah dari pendidkan adalah
memberikan karcis pada sang kondektur dengan tangan kanan
serta memberikan sedikit sapaan akrab pak…
memberikan secuil rasa hormat kita pada sang kondektur.

satu lagi pak,,,,!!!
bagiku mengucapkan “terima kasih” adalah buah dari pendidikan pak..
sesuatu hal yang sederhana serta mudah
tapi jika bapak tak melatihnya akan terasa berat dan sulit”


mpun pak kulo ajeng mandap..
menawi bade pinarak nggih monggo..
( sudah yah pak saya mau turun
jika mau mampir silahkan…)

aku mengucap pamit pada bapak yang melongo dengan ucapanku


K.A KAMANDAKA

Bumiayu, 13 des 2017

0 komentar:

Post a Comment