Home » , » Lurah dan Pemuda

Lurah dan Pemuda

Pemuda dan Lurah

Sebagai seorang pemuda kang Jumono mempunyai semangat yang sangat besar untuk merubah keadaan desanya
Keadaan desa yang cenderung stagnan membuat hati kang Jumono tergerak untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa agar bisa merubah keadaan desanya melalui jalur pemerintahan
niat kang Jumono maju menjadi kepala desa mendapat restu dari pemuda

Kang Jumono yang masih muda mempunyai nyali dan semangat yang besar mengingat lawan yang dihadapi adalah sang petahana dari banyak sisi kang Jumono sudah bisa dipastikan akan kalah
baik dari sisi materi maupun dukungan
Mengingat sang petahana yang tentu saja sudah mempunyai modal yang cukup besar dalam mempertahankan tahta
Tentu berbagai cara akan dilakukan agar sang petahana bisa duduk manis kembali di singgasana

Satu satunya modal yang dimiliki kang Jumono adalah dukungan dari para pemuda yang ingin desa mereka berubah semua biaya pendaftaran hasil dari "urunan"  dari para pemuda
tidak hanya itu semua tenda yang di pasang didepan rumah kang Jumono serta akomodasi semuanya hasil "urunan" dari para pemuda
semangat para pemuda yang ingin desanya berbenah adalah modal besar yang dimiliki sang kandidat dan hal ini dimanfaatkan betul oleh tim yang dimiliki kang Jumono

Didesa kang Jumono tinggal money politik adalah hal yang wajar inilah salah satu "kekalahan" yang membayang bayangi kang Jumono dan timsesnya
otak kang Jumono dan timses tentu harus punya strategi yang jitu dan cemerlang dalam menghadapi money politik
sang petahana yang sudah membagikan "pangestu" ( salam minta izin ) berupa uang diseluruh warga desa membuat hati kang Jumono agak ciut tak hanya kang Jumono yang pusing timses kang Jumono pun kalang kabut
kang Jumono tentu tak punya uang untuk dibagikan kepada seluruh warga desa
Boro boro uang untuk dibagikan
lha wong pendukung kang Jumono mau ngopi saja bawa sendiri

Seminggu jelang pemilihan kang Jumono masih saja belum punya cara yang efektif untuk mengalahkan sang petahana
Bayang bayang kekalahan sudah menghantui kang Jumono dan timses mau tidak mau kang Jumono pun harus melawan money politik tanpa harus mengeluarkan modal
Banyak cibiran yang keluar dari para pendukung petahana dan para penjudi
kang Jumono diminta "mundur alon - alon" ( mundur dengan perlahan ) dan melambaikan bendera putih alias menyerah.

Para penjudi tentu bertaruh 100 persen pada sang petahana yang akan memenangkan pilkades kali ini dan tak sedikit uang yang dipertaruhkan berkisar diangka ratusan juta rupiah uang yang sudah mereka pertaruhkan untuk menjatukan pilihan pada sang petahana
Taruhan didesa kang Jumono tak hanya uang
Kadang motor dan mobilpun mereka pertaruhkan
Dilain daerah mungkin hal ini adalah hal yang aneh dan penuh resiko tapi didesa kang Jumono tinggal hal ini adalah hal "biasa" dan sepertinya sudah menjadi tradisi.

Salah satu pendukung kang Jumono sudah mempertaruhkan sepeda motornya yang baru lunas dan kang Panijan berkeluh kesah pada kandidat yang didukungnya

Tentu kang Jumono pun bertambah pusing tujuh keliling memikirkan nasib kang Panijan yang akan kehilangan motor jika dirinya kalah
kang Jumono tak mau sahabatnya kehilangan motor terlebih kang Jumono tau persis bagaimana kang Panijan dengan susah payah berjuang agar memiliki motor impiannya

Tak lama berselang kang Jumono tersenyum sumringah kepada kang Panijan dan mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada sahabat karibnya
Keluh kesah Kang Panijan ternyata melahirkan strategi yang akan digunakan oleh kang Jumono
"Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan" pikir kang Jumono.
Sementara kang Panijan malah bingung oleh senyum yang penuh misteri sahabatnya
Benak kang Panijan seperti remuk melihat senyum lebar calon kepala desa yang didukungnya.
Hal ini tentu membuat kang Panijan dengan segera minta izin pamit pulang
Kang Panijan merasa ia telah dilecehkan sahabatnya.

Kang Jumono meminta agar kang Panijan jangan dulu pulang ada rapat besar malam ini
Kang Jumono mengumpulkan semua simpatisannya.
Sementara kang Panijan masih galau memikirkan nasib motornya yang dalam 3 hari kedepan akan melayang karena kalah taruhan
Rumah kang Jumono penuh sesak oleh timses dan simpatisan mereka membicarakan strategi yang yang akan digunakan calon kepala desa yang di sokongnya.

Dengan penuh percaya diri kang Jumono meminta agar para pendukungnya yang memiliki  sepeda motor atau mobil untuk di jadikan taruhan 
Tentu banyak yang tak setuju dengan ide kang Jumono 
Tapi kang Jumono tetap kekeh dan menyampaikan strategi ini 
Kang Jumono menambahkan sedikit trik agar para orang tua para pendukungnya "dibohongi" 
"Pak , Bu kalian harus ikut pilihan kami, kami mendukung kang Jumono untuk pilkades kali ini jika bapak atau ibu tak memilih kang Jumono maka motor / mobil kami akan hilang.."

Strategi kang Jumono membuat timses dan para pendukungnya angguk angguk kepala dan tersenyum penuh dengan harapan kemenangan
strategi ini dirasa strategi yang paling murah, masuk akal, mudah, dan efektif.
Para pemuda tentu tak mau kehilangan motor ataupun mobil jika kalah taruhan
Para pemuda akan memaksa orang tua agar ikut memilih kang Jumono sebagai lurah dan pendukung kang Jumono yakin jika orang tua merekapun tak mau anaknya kehilangan motor ataupun mobil 
Tentu kebanyakan orang tua lebih memilih kang Jumono agar anak anak meraka tak kehilangan motor maupun mobil 
Dan salam "pangestu" serta "sangu" ( ongkos ) yang di berikan petahana tak sebanding dengan nilai motor apalagi mobil
meskipun strategi ini jauh dari sifat sifat ksatria
tapi inilah politik semua cAra akan di tempuh demi kemenangan meskipun dengan cara yang busuk dan jauh dari sifat kejujuran.

Kang Panijan tersenyum lebar dirinya masih punya harapan besar motornya tak lenyap begitu saja
Kang Panijan akan "memaksa" kedua orang tuanya, kakak, adik serta saudara saudaranya agar memilih kang Jumono sebagai kades jika tidak memilih kang Jumono maka ia akan kehiangan motor kesayangnya




Kini harapan besar kang Jumono dan para pendukungnya terbuka lebar untuk memenangkan pilkades kali jni
Tugas timses dan para pendukungnya "memaksa" agar ikut memilh kang Jumono sebagai kepala desa dimulai
Setelah rapat selesai kang Panijan bergegas pulang dan memaksa agar kedua orang tuanya ikut memilih kang Jumono jika tidak maka motornya akan melayang
Tentu orang tua kang Panijan tak mau anaknya bersedih gara gara pilihan kepala desa.

Pemilihan kepala desa kali ini mempertemukan para pemuda dan orang tua yang bertarung.
Strategi "pangestu" dan "sangu" yang di terapkan petahana dilawan dengan strategi "memaksa" ala kang Jumono.
Dan para pemuda dengan kompak berhasil "memaksa" setidaknya istri,adik,kakak dan orang tua mereka 
Lebih lebih bisa menarik saudara dan tetangga tentu diatas kertas posisi kang Jumono sekarang lebih unggul 
"Sambat" (keluh kesah) kang Panijan kini menjadi senjata utama kang Jumono.

Dan hasil pilkades kali ini dimenangkan oleh kang Jumono dengan selisih angka yang membuat para pendukung petahana geleng geleng kepala
Timses dan pendukung lurah petahana dibuat kalang kabut oleh gebrakan yang dilakukan kang Jumono
Para penjudi yang dulu menjagokan lurah petahana pusing tujuh keliling melihat jagoannya keok oleh anak kemarin sore.


"Beri aku 10 pemuda maka akan kubentuk boy band" 
Ehhhh salah....!!!

"Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia" -Bung Karno-

0 komentar:

Post a Comment