Legenda Jaka Poleng

Legenda Jaka Poleng

Jaka poleng adalah sebuah kisah dogeng yang cukup terkenal di kabupaten Brebes
Kisah ini di tuturkan dari generasi ke generasi
Dongeng Jaka Poleng meriwayatkan seseorang yang bekerja keras dan teguh dalam mempertahankan hak yang di milikinya meskipun  berhadapan dengan majikannya yang mempunyai pangkat Bupati

Ada beberapa versi tentang jaka poleng kali ini saya  akan menuliskan salah satu versi

Jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda yang bernama Laksito seorang pemuda yang rajin yang bekerja di kantor pemerintahan bupati Brebes Laksito bertugas mencari rumput & merawat kuda milik bupati yang bernama kyai genta
Dahulu setiap benda pusaka atau hewan atau kendaraan acap kali di beri nama kyai seperti keris, tombak, hewan, andong, gamelan, serta perangkat lainnya
Berbeda dengan sekarang umumnya gelar kyai merujuk pada tokoh agama islam yang mempunyai ilmu agama yang cukup mumpuni.


Seperti pagi hari lainnya pagi itu Laksito sudah bangun dan bergegas menuju kandang kuda untuk membersihkan kotoran kuda dan mengeluarkan kyai genta dari kandangnya
Selepas mengeluarkan kyai genta dan menjemurnya tugas Laksito berikutnya adalah mencari rumput segar untuk makanan kuda milik bupati

Menjelang siang rumput yang di kumpulkan laksito di rasa sudah cukup banyak
Laksito kemudian beristirahat sejenak melepas lelah hingga tanpa di sadari ia tertidur
Di tengah tidur yang belum begitu lelap Laksito antara sadar dan tidak sadar melihat seekor ular belang yang memakai mahkota
Konon ular bermahkota itu salah satu abdi dari hyang antaboga dewa dari bangsa ular siapapun yang melihat pergantian sisik serta memilikinya akan mempunyai kesaktian yang luar biasa pemilik sisik ular akan mempunyai ajian "Upas anta" sebuah ajian yang dapat menghubungkan dua alam antara alam manusia dan alam gaib
Di samping itu ajian "Upas anta" juga bertuah pada  lidah yang akan mengandung racun siapapun yang di jilat pemilik ajian ini akan mati terkena racun
Ajian ini dalam kisah pewayangan dimiliki oleh antareja.


Jantung Laksito berdegub kencang ia kemudian terbangun dan melihat ular belang itu menuju semak semak sejurus kemudian Laksito membuntuti ular itu ke arah semak belukar
Tak lama berselang ular belang itu berganti sisik dan meninggalkan beberapa buah sisik emas
setelah ular itu pergi Laksito mengambil sisik emas tersebut dan membawanya pulang.



Sesampainya di rumah Laksito bergegas menuju kandang kuda dan memberikan pakan pada kyai genta ada yang aneh dengan gerak gerik kyai genta kuda itu mendadak meringik dan ketakutan dengan Laksito tak seperti biasanya kyai genta begitu menurut dengan Laksito

Laksito menuju dapur untuk istirahat sesampainya di dapur gegerlah mak Sremben mendengar suara Laksito tapi ia tak dapat melihat Laksito Mak Sremben dan Laksito yang membuat gaduh di dapur menarik perhatian Bupati sang Bupati segera menuju ke dapur untuk mengetahui ada apa di dapur hingga Laksito dan Mak Sremben begitu gaduh
Betapa terkejutnya sang Bupati ketika mengetahui bahwa Laksito sudah tak dapat dilihat olehnya.
Pantas saja mak sremben geger di dapur rupanya  Laksito lah yang jadi penyebabnya.

Perlahan Bupati meminta Laksito untuk menceritakan apa yang terjadi
Laksito menceritakan bahwa ia melihat ular bermahkota yang berganti sisik dan meninggalkan beberapa buah sisik emas dan sisik emas tersebut di bawa pulang oleh Laksito
Bupati meminta agar Laksito meletakkan sisik emas tersebut di atas meja
Seketika Laksito dapat terlihat oleh mak sremben dan Bupati.

Sifat iri Bupati seketika timbul Bupati merasa sisik emas tersebut lebih bermanfaat jika di milikinya
dan Bupati meminta agar Laksito memberikan sisik emas kepadanya tentu saja Laksito menolak keinginan majikannya bagaimanapun juga sisik emas itu miliknya dan Bupati merasa keinginannya untuk memiliki sisik emas tersebut harus terwujud majikan Laksito secara paksa merebut sisik emas itu sehingga terjadilah perkelahian antara Bupati dan Laksito
Laksito melawan majikannya dalam mempertahankan hak yang dimilikinya sementara mak sremben hanya terpaku melihat perkelahian antara Laksito yang teguh mempertahankan haknya dan Bupati yang berusaha merebut hak pembantunya.

Perkelahian Laksito dan majikannya adalah perkelahian antara dua orang yang saling berebut sisik emas perkelahian antara kebaikan dan keburukan Laksito mempertahankan haknya sementara Bupati memenuhi hawa nafsunya
perkelahian antara Laksito dan Bupati dapat dengan mudah kita temui di hari ini
hanya saja beda strategi di hari ini cara cara licik Bupati atau pemimpin sudah dimodifikasi dengan cara yang lebih halus, lebih sopan dan lebih terorganisir
tapi pada intinya sama saja Bupati atau pemimpin mencuri hak hak rakyat
Laksito Laksito yang lain di rampas haknya di hari ini

Laksito dengan sekuat tenaga melawan Bupati dalam mempertahankan sisik emas miliknya Laksito yang masih muda tentu saja bisa menandingi amarah Bupati
Laksito memasukkan sisik emas tersebut di mulutnya dengan maksud menyembunyikan sisik emas tersebut akibat perkelahian itu tanpa sengaja Laksito menelan sisik emas tersebut ke dalam perutnya
Kini sisik emas itu sudah di telan Laksito dan hal ini membuat Laksito tidak dapat terlihat selamanya oleh siapapun.

Bupati merasa menyesal telah membuat Laksito tak dapat terlihat oleh manusia lainnya
ia meminta maaf pada Laksito atas sifat tamaknya
Meskipun Laksito sudah di sakiti oleh Bupati Laksito tetap memaafkan majikannya bahkan Laksito dengan tulus hati meminta agar diizinkan untuk tetap mengabdi
Bupati dan mak Sremben terharu mendengar Laksito yang berhati besar
Di hari ini para Bupati/Pemimpin masih saja menampakkan sifat tamaknya
Jangankan meminta maaf pada rakyat untuk sekedar menyapa pun sungkan di lakukan
Berbeda dengan Laksito Laksito yang menjadi rakyat

"Laksito karena kamu masih perjaka dan menelan sisik emas ular poleng maka namamu diganti menjadi "jaka poleng" ucap Bupati mengganti nama Laksito"
"Aku meminta padamu jaka poleng agar ikut menjaga rakyatku warga brebes"
Perintah Bupati pada Laksito.

"Baiklah gusti..
Mulai hari ini aku akan ikut menjaga rakyat Brebes"
Ucap Laksito menerima "dawuh" majikannya.

Hingga kini legenda jaka poleng masih dituturkan dari generasi ke generasi di daerah Brebes

Comments

Popular posts from this blog

Alamat Bank BCA Di Brebes

daftar lengkap faskes kabupaten brebes

daftar lengkap nama nama desa di kabupaten brebes