Home » » Larut

Larut

Adzan subuh masih berkumandang ketika aku menginjakkan kaki di terminal itu
bergegas aku melangkah menuju masjid
setelah mengambil air wudlu
aku larut dalam doa doa panjang yang ku panjatkan

Ada berjuta gejolak rasa rindu di dada
ada beragam rasa yg ingin kucurahkan
sejenak lupa siapa aku sejenak lupa di mana aku dan sejenak lupa bagaimana aku
yang begitu banyak membuat salah dan dosa

Selepas berkeluh kesah
perlahan aku melangkah menuju kedai kopi di pojok terminal itu
mata sayu sang ibu mencoba menahan derapan rasa kantuk menyambutku dengan senyum
senyum penuh ketulusan seorang ibu pada anaknya

Perlahan aku menikmati kopi dan sebatang rokok
anganku membayangkan sosok ibuku
yang telah begitu lelah dan mulai melemah
sementara hasratku bergejolak ingin menemuimu
perang di hati tak dapat aku hindari
dan pada akhirnya hasrat untuk menemuimu jauh lebih besar dan jauh lebih berkuasa
hingga pada akhirnya dirimulah yang berkuasa atas diriku

Dingin angin fajar tak mampu membuat aku menggigil
gelap subuh itu tak menyurutkan langkahku
pesan "rindu" yang kamu kirimkan mengalahkan segala ketakutanku
ada sejuta rasa yang ingin ku curahkan
dan jangan kau kunci pintu itu

Pelan ku langkahkan kaki menuju hatimu
dan benar saja keyakinan hatiku
kamu tak mengunci pintu itu
senyum & binar matamu menyambut hadirku
melenyapkan sejuta problema hidup yg ku temui di awal tahun ini
lelah hati dan pikiran mendadak hilang di gantikan berjuta harapan

Tentang masa indah yang akan kita habiskan bersama
tentang liku hidup yang akan kita tempuh
memimpikan kisah asmara yang indah
dan melalui sisa hidup di sisimu
serta semua hal yang bertalian dengan itu
mendadak aku kembali lupa siapa aku
lupa tentang diriku dan lupa bagaimana aku
larut dalam berjuta dosa yang perlahan aku dan kamu guratkan dalam kisah asmara

Entahlah..
aku tak begitu takut dan bahkan tak begitu peduli
entah aku atau kamu yang memulai dan tak ada
rasa peduli
larut dalam lingkaran indah
larut dalam pusaran arus itu dan membiarkannya hanyut
menenggak beragam rasa dan begitu dalam menikmatinya
pun demikian dengan dirimu
yang tak sekalipun menolak dan bahkan mendorong menceburkan diriku
aku dan kamu tak punya sedikitpun kuasa untuk berlari, berjalan atau menghindar
dan cenderung larut bahkan menikmati dalam gelap badai asmara

aku dan kamu tau pasti bahwasanya ini semua keliru ini semua salah
tapi hasrat yang membara mengaburkan bahkan memadamkan ketakutanku dan ketakutanmu
mungkin sudah garis tuhan begitu
tapi sejauh apapun itu aku senantiasa mencoba bertahan dalam ketidakberdayaan
aku tak mau terlalu jauh terperosok dalam lembah itu meskipun kamu selalu menggiringku ke arah yang salah dan keliru
dan pada akhirnya aku masih bisa sedikit bertahan dan sedikit memenangkan dan mengalahkan badai yang aku dan kamu ciptakan sendiri.


Sehari ku ukir sejuta dosa bersamamu
dan sejuta dosa itu perlahan meninggalkan bekas  yang takkan mudah lagi terhapus
kureguk semua rindu di dada
dan kucurahkan rasa itu kepadamu
ada mimpi dan janji terucap
dan akan ku coba wujudkan


dan hingga senja datang batinku masih bergolak ingin bersamamu
menorehkan sejuta dosa lagi dan tanpa ragu sedikitpun aku mengulangi
jika saja waktu mengizikan malam ini ku peluk dirimu dan menorehkan sejuta harapan

kumandang adzan magrib menjelang
menyadarkan diriku yang telah salah menikmati waktu bersamamu
menikmati apa yang seharusnya aku hindari

Penuh ragu aku pamit
kini kubawa sejuta mimpi dan harapan
mendung di senja itu menemani langkah hatiku
mendung itu memberi harapan agar hujan
senyum manis yang ku rindukan kini kutinggalkan

Dan kelak aku akan mewujudkan senyum manis itu dapat ku miliki tanpa beban dosa
dan untuk selamanya

Semoga..!!

S.W

Jakarta, 15 Januari

0 komentar:

Post a Comment