Home » » Kyai

Kyai

Masa kecilku yang di habiskan di kampung
membuat aku dan teman sebaya begitu takdzim pada guru ngajiku
seorang kyai yang menginjak masa "sepuh"
bagi kami dan teman sebaya beliau adalah gudangnya ilmu, baik duniawi maupun akherat
beliau merupakan "satu satunya obor" yang utama meskipun banyak "obor -obor" lain yang menjadi pelita.

Seorang kyai merupakan panggilan yang terhormat di kampungku
menjadi seorang kyai di sebabkan oleh kemampuan ilmunya yang memadai
seingatku tak ada satupun "dawuh" yang akan di tolak jika beliau berpendapat
bukan lantaran kami punya sikap "sendiko dawuh"
atau asal bapak senang
tapi pendapat beliau selalu menjadi jalan keluar yang terbaik jika ada permasalahan

Sikap santun beliau menjadi contoh yang di ikuti aku dan teman sebaya
sepanjang aku menjadi "buntut" beliau tak pernah sekalipun beliau marah terhadap kesalahan kami
jika aku dan teman teman punya kekeliruan beliau senantiasa memberi arahan tanpa terkesan menggurui

Sosok rendah hati sang kyai membuat kami tak pernah berani membicarakan kejelekannya
meskipun tak bisa di pungkiri kyai kami adalah manusia biasa yang tak luput dari salah
bisa saja beliau melakukan kesalahan
namun demikian kami tetap berani memprotesnya dan beliau dengan lapang dada menerima protes protes kami
cara kami yang lemah lembut dalam menyampaikan pandangan yang berbeda membuat kyai terbuka
dan senantiasa bisa bercengkrama dengan santri santrinya setelah beradu argumen
tak ada setitik pun dendam di hati kami.

Itulah sekelumit gambaran sosok kyai di kampungku sosok yang kerap di jadikan ujung tombak dalam tiap momen

Kini sosok kyai yang kurindukan di masa kecil
menjadi bulan bulanan di media sosial
mungkin karena beda pilihan politik
menjadikan "sebab musabab" musuh musuh politik boleh mencela menghina & memfitnah
politik menjadikan manusia manusia di republik selpi bertindak di luar nalar

Kebetulan capres & cawapres di republik selpi
salah satu wakilnya seorang kyai
sosok beliau yang "sepuh" tentu menjadikan sasaran tembak yang empuk dari kubu sebelah

Persoalan sholat beliau yang sambil duduk
( entah karena alasan apa ) dan hal ini tentu dapat di maklumi karena ada udzur / alasan tertentu yang kuat tanpa meninggalkan syarat syarat sahnya sholat
di hujat habis habisan oleh lawan politik tentu saja tidak semua lawan politik yang memanfaatkan momentum ini
tapi ada sebagian lawan politik yang tertawa gembira melihat sosok kyai yang sholat sambil duduk di kursi
momen kyai yang sholat sambil duduk di jadikan bahan untuk menyerang
lawan politik sang kyai mempunyai sejuta dalil untuk menyerang "kelemahan" sang kyai

Ungah ungguh terhadap sang kyai sudah di rasa tak perlu lagi yang penting bisa memenangkan pertandingan ini
tentu tiap "peperangan" musuh boleh menyerang dari arah manapun
tapi tidak adakah cara lain selain menyerang pribadi..?
"peperangan" ini bukankah rutin tiap 5 tahun sekali..?
bagaimana jika sang kyai yang memenangkan "peperangan" ini..?

bagaimana jika sang kyai yang di lantik menjadi pemimpinmu..?

Dan masih ada sejuta pertanyaan lainnya.


Diskusi kami di sebuah warung kopi bersama alumni pengikut kyai berbuntut panjang
di masa itu "boro - boro" kami berani menggunjing kyai kami
bagaimana akan berani menggunjing jika
"dawuh" kyai kampung kami adalah sebuah doa,
ucapan beliau yang senantiasa menyejukkan hati

"Politik menjadikan sebagian pengikutnya buta kang..!!"

kata kang waud

"Betul kang,,,!!
selain buta politik juga membuat orang tuli"

kang abid nyeletuk

"Tambah satu lagi kang...!!
selain buta dan tuli politik juga bisa membuat orang lupa diri.."

kang srugul menimpali


Bekasi, 21 januari










0 komentar:

Post a Comment